Gelar Professor yang biasa disandang oleh seseorang yang berpenampilan botak, beruban, berkacamata dan sedikit lugu rupanya di zaman sekarang sudah tidak berlaku lagi, karena seorang Yuddy Chrisnandi mampu merubah anggapan tersebut. Anak muda asal kota kembang yang saat ini menjabat menteri PAN RB dikukuhkan menjadi salah satu guru besar di Unas oleh Senat Guru Besar Universitas Nasional Umar Basalim
"Saya ucapkan selamat kepada Prof Yuddy atas pengukuhan sebagai guru besar. Kalau zaman dulu guru besar selalu ditampakkan dengan kaca mata tebal sedikit botak, sedikit lugu. Namun dewasa ini banyak yang berubah.Guru besar adalah sosok cendekiawan yang baik," Ungkap JK dalam sambutannya pada acara pengukuhan tersebut sembari mengucapkan selamat kepada Yuddy yang telah mendapat gelar profesor.
Guru besar merupakan jabatan fungsional tertinggi bagi seorang dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi. Publik mengenal sebutan ini dengan sebutan "Pakar" dan "Profesor". Dalam suatu ilmu dan bidang tertentu, penyandang gelar ini dianggap sebagai orang yang paling mampu dan paling cakap untuk bisa menyelesaikan masalah pada bidang yang bersangkutan.
Yuddy sendiri dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Pembangunan Ekonomi Industri dan Kebijakan Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Nasional Jakarta. Pria kelahiran Bandung tersebut mendapatkan gelar atas penelitiannya mengenai "Political Engineering" yang memperoleh kesempatan penilaian pada pertengahan tahun 2011, hingga akhirnya mendapat tawaran mengikuti seleksi majelis guru besar UNAS pada Januari 2012.
Lahir di Bandung, 29 Mei 1968, Yuddy adalah seorang sosok Menteri yang murah senyum dan pandai bergaul dengan bawahannya. Tak pandang jabatan, siapapun dia tegur dengan ala senyuman dan teguran khasnya. Dia terkenal kalem dalam menyelesaikan setiap permasalahan. Gayanya yang khas seakan membawa angin segar dan perubahan di Kementerian PAN RB yang saat ini sedang dipimpinnya. Sebelum ditunjuk menjadi salah satu pembantu presiden Jokowi dalam Kabinet Kerja, dia aktif sebagai politikus, ia juga tercatat pernah menjabat sebagai anggota DPR pada periode 2004–2009 dari Partai Golongan Karya dan periode 2009–2014 dari Partai Hanura.
Wapres JK juga menambahkan, sebagai seorang menteri agar Yuddy tidak salah langkah dalam mengambil kebijakan dan begitu juga halnya dengan jabatan barunya di dunia pendidikan sebagai seorang profesor karena membawa nama universitas.
"Itu memang konsekuensinya maka dari itu harus bisa mendidik mahasiswa dan menjaga konsistensinya sebagai menteri disamping kesibukannya sebagai pengajar," ujarnya setelah pengukuhan Guru Besar di Universitas Nasional (23/5/2015).
Sementara itu, Menristek-Dikti Muhammad Nasir juga memuji keberhasilan Yuddy mencapai gelar tertinggi di dunia pendidikan dalam bidang Ekonomi Industri dan Ilmu Politik tersebut dan mengharapkan banyak kontribusi darinya.
"Ternyata Yuddy bisa membuktikan dirinya mampu mendapatkan gelar tersebut di tengah kesibukannya. Mudah-mudahan dengan dikukuhkan sebagai guru besar bisa berkontribusi di bidang tersebut demi nusa dan bangsa," kata Muhammad Nasir seperti asncpns kutip dari antaranews.
Hadir dalam acara pengukuhan tersebut dihadiri sejumlah tokoh dan tamu penting, diantaranya Jusuf Kalla selaku Wakil Presiden Republik Indonesia, Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Pertanian Amran Sulaeman, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Ketua DPR RI Setya Novanto, dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhie Purdijatno, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Menteri Perindustrian Saleh Husin.
Turut hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh politik seperti Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung, Wiranto, Nurul Arifin, dan Effendi Simbolon, serta Agum Gumelar dan Direktur Utama LKBN Antara Saiful Hadi
8 Jurus Pembangunan Nasional ala Prof Yuddy
Kemenpan RB selayaknya berbangga karena kementerian yang mengatur segala kegiatan aparatur negara ini dipimpin oleh seorang pakar dan profesor muda. Profesor yang memiliki disertasi berjudul Pembangunan Ekonomi dan Industri, dan Kebijakan Publik di Fakultas Ilmu Sospol, Unas ini memiliki 8 jurus untuk pembangunan nasional, mau tahu..??
Berikut adalah 8 jurus ampuh ala Prof Yuddy untuk menghadapi tantangan dan pembangunan nasional
- Perlunya model kebijakan pemberdayaan ekonomi dari bawah ke atas dan perlu ada pengembangan industri berbasis keunggulan lokal untuk menyangga ekonomi nasional.
- Adanya dukungan dari semua lapis pemerintah yang terpadu dan dinamis.
- Memberdayakan industri kecil dan menengah yang berbasis pada pemanfaatan potensi lokal.
- Melihat pertumbuhan ekonomi bukan dari sisi keberhasilan pembangunan, melainkan digeser pada tingkat kesejahteraan masyarakat.
- Perlu ada bank yang khusus mengelola uang petani, nelayan, buruh, serta pelaku usaha kecil
- Mengeksplorasi energi terbarukan dan menekan kegiatan yang merusak lingkungan.
- Pemerintah perlu segera memiliki blueprint pembangunan industri jangka panjang untuk mengetahui arah pembangunan ekonomi industri.
- Pembangunan ekonomi sangat ditentukan oleh seberapa bersih dan kuatnya pemerintah, tegasnya penegakan hukum, dan stabilnya politik dalam negeri.
Dan menurut Yuddy semua delapan jurus itu sudah tergurat di dalam Nawa Cita pemerintahan Jokowi JK. “Nawa Cita ini mendorong lahirnya kebijakan ekonomi kesejahteraan sosial (Ekoteros) melalui penguatan pembangunan yang tidak hanya bertumpu pada wilayah perkotaan, tetapi juga wilayah pedesaan dan daerah-daerah pelosok," terangnya seperti asncpns kutip dari Metro TV.
No comments:
Post a Comment